Saturday, November 10, 2012

malammalam


Di dalam kelamnya, dua mataku tidak sengaja berimaji. Kulihat dosa menari indah dan luwes mengitari pembaringanku.  Aku kehilangan kuasa akan indera ku. Badan ini dibuat seakan sembahyang di tengah-tengah tarian para dosa.Dosa itu menambah variasi dalam tarian, sekarang mereka teriak. teriak tepat di gendang telingaku. entah apa yang mereka teriakkan, pekikannya terlalu keras. Mereka berhenti. Mereka hentikan tarian dan pekikan nya. Aku kira ini bagian akhirnya, ternyata tidak. 

Ada suara berbisik pelan di sela-sela tumpukan bantal, suaranya lembut dan sedikit sayup. 

Suara itu menyebut dirinya dosa. Dosa yang tadi asik menari dan berteriak di dalam kamar. Si Dosa itu lalu berbisik dan berbicara dengan telingaku dengan akrab layaknya sahabat karib . 

Aku berusaha menguping seksama pembicaraanya mereka berdua.walaUpun sebenarnya, aku sangat buruk dalam hal mendengarkan.

Mereka masih asik saja bergosip ria di belakangku, sebentar...saya mendengarnya.
iya, saya sempat mendengarnya.

Mereka berdua mencaciku. 

Mereka mencibir jalan hidupku, 

Menertawai cara ku mendekat dan berinteraksi dengan pencipta mereka,

Mengolok-olok rangkaian doa yang aku buat sendiri dengan bahasaku, tanpa menggunakan bahasa dari negeri onta yang mereka elu-elu kan.  

Tidak cukupkah para manusia suci lagi menjijikkan yang melakukan nya?kenapa jg mereka?

No comments:

Post a Comment

tear of here

Pages