Thursday, October 8, 2009

Berdoa bersama laptop

Hari ini saya sudah tidak ditemani laptopku untuk beronline ria.entahlah...mungkin cuman hari ini..atau malah untuk beberapa hari ke depan.laptopku seperti mati suri sekarang, tidak ada tanda2 kehidupan dia tunjukkan kepadaku,tidak seperti kemarin, walaupun dia sedang digeluti penyakit "KEPUTIHAN" dia masih sanggup tersenyum padaku dengan memamerkan gambar2 indah yang terpampang di dadanya (desktoP).

Entah ap lagi yang harus saya perbuat untukmu, ingin dibawa ke rumah sakit,aku tidak punya cukup duit.ingin menjualmu kepada orang yang sanggup merawatmu,saya malah merasa takut bingung jalanin hri ke dpn klo km g ada.

lagi2 aku minta maaf,kembali untuk kedua kalinya aku membiarkanmu tergeletak mati suri di sudut kamarku.aku tidak sanggup apa-apa lagi.walaupun kau mencoba menunjukkan kekusaman wajahmu kepadaku di setiap sudut kamar,tetap saja aku tidak bisa berbuat apa-apa.

aku hanya bisa bilang "untukmu,untukku,mari kita sama berdoa untuk sesuatu yang Terbaik kepada yang maha Terbaik"
Berdoa dimulai...

Tindakanku Sebatasku Memandang Dunia

Bila aku memandang diriku kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakanku pun jadi kerdil.
Namun, bilaku memandang diriku besar, dunia terlihat luas, aku pun melakukan hal-hal penting dan berharga.

Tindakanku adalah cermin bagaimanaku melihat dunia. Sementara dunia ku tak lebih luas dari pikiran ku tentang diri ku sendiri. Itulah mengapa aku diajarkan untuk berprsangka positif pada diri sendiri, agar aku bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiranku. Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apa dariku. Ia hanya memantulkan apa yang ingin aku lihat. Ia menggemakan apa yang ingin aku dengar. Bila aku takut menghadapi dunia, sesungguhnya aku takut menghadapi diriku sendiri.

Maka, bukan soal apakah aku berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, aku seharusnya perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaianku.

Bukan tulisan

Pagi dimulai,kejenuhan mulai singgah di otak dan sendi-sendi gerak.tidak ada perbedaan antara hari-hari yang dijalani.hanya nama hari nya yang membedakan rutinitas hidup.senin untuk hidup,selasa untuk hidup,rabu untuk hidup dan seterusnya.solusi untuk keluar dari masalah ini belum juga keluar dari sarangnya.entah tertunda,atau malah bersembunyi dari masalah ini karena tidak pula yakin akan kemampuannya menyelesaikan masalah.

Kepada teman ku…

Aku ingin tersenyum kepadamu hari ini,
Walaupun aku tidak dan sangat jarang melihat wajahmu.
Membayangkanmu adalah seperti usaha menjaring angin namun semoga kau dapat menangkap senyumku.
Dan aku mau berkata cuaca di kotamu indah
Karena walaupun mendung betah di atap rumahmu
Aku tetap ingin mengajakmu menikmatinya dengan senang
Aku ingin menyentuh jemarimu saat ini
Walaupun sekarang jemarimu sudah punya sesuatu yang menggenggamnya dengan resmi.
Dan sebelum kuakhiri blogku pagi ini,
Anggaplah aku telah memelukmu dengan kata…
Sebuah pelukan dari sahabatku untuk mengawali hari ini dalam kehangatan.
Selamat pagi teman…

Pages